24 Oktober 2007

Tantangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kebutuhan infrastruktur sebagai pra syarat pertumbuhan ekonomi & masuknya investasi ke daerah. Infrastruktur jalan berperan penting dalam distribusi barang dan orang antar daerah. Ketiadaan infrastruktur jalan berpengaruh langsung terhadap keterisolasian daerah, tingginya biaya produksi akibat mahalnya biaya angkutan.

Masyarakat di daerah semakin menuntut ketersediaan pelayanan fasilitas publik seperti: jalan, jembatan, listrik, air bersih, dll. Pra sarana tersebut diperlukan oleh masyarakat untuk mendapatkan akses dan pelayanan kebutuhan dasar hidupnya seperti, pendidikan, kesehatan, dll. Oleh karena itu ketersediaan pra sarana publik merupakan indikator utama kesejahteraan masyarakat.

Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah yang disertai dengan kenaikan biaya material telah menghambat laju pembangunan & pemeliharaan jalan. Akibatnya kerusakan jalan semakin parah yang berdampak langsung pada perekonomian daerah.



23 Oktober 2007

Dampak Kenaikan Minyak Bumi

Kenaikan minyak dunia hingga melebihi 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan berbagai produk industri. Salah satunya adalah aspal minyak yang dihasilkan dari proses produksi minyak bumi. Sebagaimana yang terjadi dipenghujung taun 2006 kenaikan harga minyak telah mendorong kenaikan aspal minyak hingga 200% dari periode Januari s/d Desember 2006.

Kondisi tersebut bertolakbelakang dengan kenyataan proyek-proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama yang didanai oleh APBD masih belum banyak yang belum berjalan. Pengerjaan proyek sebagaimana waktu-waktu terdahulu akan terkonsentrasi di akhir tahun yang berarti akan ada permintaan aspal dalam jumlah besar. Sesuai dengan hukum pasar manakala permintaan tinggi dan suplai terbatas maka harga akan meningkat.

Bantuan Aspal Pedesaan

Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di seluruh daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi hingga lebih dari 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan harga aspal minyak yang berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah.
Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan mengunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak.

Untuk mendukung program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh daerah perlu dirancang sebuah program ”Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan ”. Program tersebut pernah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.

09 Oktober 2007

Lapis Penetrasi Macadam Asbuton

  1. Perkerasan jalan tanpa menggunakan AMP (Asphalt Mixing Plant);
  2. Proses pengerjaannya dilakukan dengan cara manual di lokasi penghamparan dan tidak bisa dilaksanakan pada permukaan yang basah / hujan;
  3. Lapisannya hanya terdiri dari lapisan agregat pokok dan pengunci bergradasi seragam yang diikat oleh Mastik Aspal Buton;
  4. Aspal hanya berfungsi untuk bahan pengikat / binder dan dilakukan dengan cara dihampar diatas agregat pokok;
  5. Pemadatan pada saat pengerjaan dilakukan lapis demi lapis;
  6. Perkerasan yang hanya dapat diukur kinerjanya dengan banyaknya lalu lintas yang melewatinya;




Program Bantuan Aspal Buton untuk Pedesaan

Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di berbagai daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi telah mendorong kenaikan harga aspal minyak. Hal itu berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah.


Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan memgunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak.

Untuk mendorong terlaksananya program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di daerah perlu di laksanakan ”Program Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota di daerah untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan.


Program tersebut pernah dilaksanakan secara sukses di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.


Aplikasi Aspal Buton


Aspal Buton sudah dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pembangunan dan pemeliharaan jalan, seperti:
  1. Hotmix (Campuran Panas)
  2. Warmmix (Campuran Hangat)
  3. Coldmix (Campuran Dingin)
  4. LPMA (Lapis Penetrasi Macadam Asbuton)

Aspal Buton

Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Aspal Buton memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan aspal minyak yang saat ini harganya terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Harga yang kompetitif, kualitas yang setara dengan aspal minyak, aplikasi yang mudah, hanyalah sebagian keunggulan yang dimiliki oleh aspal buton.

Kenaikan harga aspal minyak akibat meningkatnya harga minyak dunia merupakan momentum yang tepat untuk memakai produk alternatif yang merupakan produk dalam negeri Indonesia. Sehingga ketergantungan kita terhadap impor aspal minyak akan semakin berkurang. Artinya, devisa negara yang dihabiskan untuk mengimpor aspal minyak dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan lainnya seperti sektor pendidikan, kesehatan, dll.

Derivasi dari produk aspal buton sedemikian lengkapnya dan dapat dipergunakan untuk berbagai aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia.

Sudah saatnya bangsa Indonesia menghargai dan menggunakan produk dalam negeri yang terbukti memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan produk serupa yang diimpor dari negara lain.