08 November 2007

Program Aspal Buton Tahun 2008


Direktorat Jenderal Bina Marga baru selesai mengadakan kegiatan evaluasi sekaligus sosialisasi Program Aspal Buton untuk Tahun 2007 dan 2008. Pada kegiatan tersebut hadir para Satker dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendengarkan pemaparan dari para pejabat Departemen PU serta para pakar Aspal Buton dari Pusjatan Departemen PU. Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana hasil pelaksanaan dari program pemanfaatan Aspal Buton di Tahun 2007 ini termasuk berbagai masalah yang dihadapi baik oleh produsesn, satker, maupun para kontraktor pemenang tender.


Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi dan pemahaman lebih mendalam tentang produk aspal buton, persyaratan yang ditetapkan serta berbagai aplikasi yang dapat dipergunakan dalam program pembangunan dan pemeliharaan jalan.


Direktorat Jenderal Bina Marga selaku lembaga yang bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan jalan di Indonesia pada berbagai kesempatan menyatakan kesungguhannya dalam mendorong pemanfaatan Aspal Buton secara maksimal. Hal itu tentunya harus didukung para produsen aspal buton yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk menhasilkan produk-produk aspal buton sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.


Kenaikan anggaran dari Dirjend Bina Marga untuk Tahun 2008 hingga 2 kali lipat dari Tahun 2007 menjadi 19 Trilyun merupakan komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia. Hal itu merupakan peluang bagi produsen Aspal Buton untuk turut mendukung program percepatan pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan menggunakan material aspal Buton.

07 November 2007

Mastic Asbuton

Adalah jenis aspal buton yang memiliki kandungan bitumen kualitas tinggi dengan kadar ± 30-40% dan telah keluar di permukaan butiran batuan. Selain itu Mastic Asbuton juga mengandung filler batu kapur (limestone) yang juga dipergunakan dalam proses pencampuran aspal untuk jalan-jalan kelas tinggi. Pengunaan Mastic asbuton juga dapat dikerjakan dengan cara yang mudah serta menggunakan banyak tenaga kerja (padat karya). Harga mastic asbuton relatif lebih murah dibandingkan harga aspal minyak sehingga pemanfaatannya dapat menghemat anggaran. Aplikasi Mastic Asbuton untuk beberapa jenis pembangunan jalan dapat menggantikan sebagian besar pemakaian aspal minyak (substitusi) sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap aspal minyak.

Keuntungan dari penggunaan Mastic Asbuton antara lain:

  1. Penggunaan Mastic Aspal dalam campuran meningkatkan Stabilitas Dinamis dari kontruksi jalan
  2. Campuran bahan jalan dengan Mastic Aspal lebih kuat, tahan lentur, tahan aus dan cuaca.
  3. Mastic Aspal secara ekonomis lebih murah sehingga dapat mengurangi konsumsi aspal minyak dan filler
  4. Campuran Mastic Aspal telah berhasil diaplikasikan di wilayah jabotabek dengan hasil memuaskan dan kendala teknis cukup kecil.
  5. Dengan potensi cadangan yang cukup besar, proyeksi kedepan penggunaan Mastic Aspal akan meningkat sehingga menghemat biaya konstruksi jalan

Buton Granular Asphalt

Adalah aspal Buton jenis berbutir yang digunakan sebagai additive dalam campuran aspal. Pemakaian aspal buton jenis ini dapat dipergunakan dalam campuran panas, campuran hangat dan campuran dingin. Jenisnya yang kering dan sudah terselimuti oleh bitumen dengan ukuran maksimal 1,2 mm.

Aspal Buton Granular dapat dipergunakan sebagai bahan pengikat bersama-sama dengan aspal minyak sehingga bersinergi membentuk suatu bahan pengikat yang lebih baik dan handal. Fungsi dari aspal Buton jenis granular ini adalah untuk meningkatkan kualitas campuran sehingga campuran akan memiliki sifat sebagai berikut:
  1. Lebih tahan terhadap deformasi
  2. Nilai modulus resilient lebih tinggi
  3. Tahan terhadap temperatur tinggi
  4. Lebih tahan lama (durable)
  5. Sangat baik untuk digunakan pada Konstruksi Jalan kelas I, Highway, Jalan Tol, dll

Prospek Harga Aspal Minyak Tahun 2008

Kenaikan harga minyak dunia yang telah menyentuh 97 US$ per barel akan memberikan dampak negatif pada berbagai sektor di Indonesia. Dengan asumsi harga minyak sebesar 60 US$ di APBN Tahun 2007 maka kenaikan harga minyak di pasar dunia pasti akan meningkatkan subsidi terhadap BBM. Walaupun terdapat potensi meningkatnya pendapatan dari ekspor minyak mentah ke luar negeri, namun Indonesia juga harus mengimpor minyak dalam jumlah yang lebih besar. Sehingga selisihnya dapat menimbulkan defisit yang akan menekan APBN terutama dari komponen subsidi BBM. Walaupun berkali-kali pemerintah mengatakan tidak akan menaikan harga BBM hingga tahun 2009 namun kebijakan tersebut merupakan solusi paling realistis untuk mengatasi defisit anggaran.

Sebagaimana yang terjadi pada tahun 2005 lalu ketika pemerintah melakukan kenaikan harga BBM maka dunia usaha melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga jual produk terutama yang menggunakan komponen minyak tinggi.

Salah satu sektor yang berhubungan langsung dengan minyak bumi adalah industri aspal minyak. Sebagai bahan residu dari pengolahan minyak bumi, aspal minyak merupakan komponen utama dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan. Kenaikan harga minyak dunia secara otomatis akan menaikan harga aspal minyak termasuk berbagai jenis aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan.

Kenaikan harga BBM pada pertengahan dunia tahun 2005 lalu baru berdampak pada kenaikan harga aspal minyak di awal tahun 2006. Melihat pola yang sama maka dampak kenaikan minyak dunia di ahir tahun 2007 ini baru akan berdampak pada tahun 2008 mendatang. Hal tersebut terlihat dari masih stabilnya harga aspal minyak di tahun 2007 dikarenakan harga yang masih dipergunakan adalah harga lama dengan stok yang masih tidak terganggu pasokannya.

Perhitungan sederhananya adalah: dengan asumsi harga minyak dunia sebesar 60 US$ harga aspal minyak pertamina berkisar antara Rp. 4.500 s/d Rp. 5.000 per Kg tergantung lokasi dan ongkos transportasi. Sehingga kenaikan harga minyak dunia hingga mencapai 90 US$ sebagaimana yang terjadi saat ini akan menciptakan harga aspal minyak berkisar antara Rp 6.750 s/d Rp. 7.500 per Kg. Terjadi kenaikan sebesar 50% dari harga semula.

05 November 2007

Evaluasi Program Aspal Buton 2007

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia Tahun 2007 telah memprogramkan pemakaian Aspal Buton Berbutir untuk dipergunakan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan di 14 Provinsi. Adapun jenis perkerasan jalan yang dipergunakan adalah jenis campuran panas (hotmix) dan campuran hangat (warm mix). Jenis aspal buton berbutir yang dipakai antara lain tipe 5/25, 10/25, 15/25.

Sebagai bahan campuran aspal buton dipergunakan sebagai additive yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas campuran. Campuran aspal dan Aspal Buton Berbutir akan lebih tahan terhadap deformasi dan nilai modulus resilient lebih tinggi. Selain itu campuran Aspal Buton Berbutir memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi serta lebih tahan lama (durable).

Evaluasi yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Marga menyatakan bahwa Program Aspal Buton 2007 kurang berhasil. Bahkan hampir sebagian besar produsen mengalami kegagalan sehingga target kuantitas sebesar 80.000 tidak dapat terpenuhi baik secara kuantitas, kualitas maupun time delivery. Berbagai faktor dikemukakan oleh para produsen antara lain material Lawele yang memiliki karakteristik berbeda dengan material Kabungka yang selama ini biasa digunakan oleh para produsen. Secara jujur dan terbuka produsen juga mengungkapkan kesulitan yang dihadapi terkait dengan waktu persiapan yang sangat singkat untuk mempersiapkan peralatan produksi dengan kapasitas skala penuh.

02 November 2007

AMP mini

Tahun 2007 Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia mengadakan program bantuan alat pengolah aspal. Alat tersebut dikenal juga dengan AMP mini yang sekilas bentuknya sama dengan Pan Mixer. Beberapa provinsi seperti di Kalimantan Timur mendapatkan bantuan alat tersebut untuk selanjutnya di distribusikan ke seluruh sub dinas bina marga Pekerjaan Umum di Kabupaten dan Kota.


Fungsi alat tersebut adalah untuk mengolah campuran material batu dan pasir dengan aspal. Hasil campuran tersebut dapat langsung dipergunakan di lapangan dengan cara digelar baik untuk campuran hangat, campuran dingin, atau jenis latasir/ sandsheet. Keunggulan alat ini dapat dipindahkan (movable) menuju lokasi pengerjaan jalan sehingga menghemat biaya pengangkutan produk jadi dari AMP (base camp) ke lokasi tersebut.


Kepraktisan alat ini juga memungkinkan pembangunan jalan dapat dilakukan dilokasi-lokasi yang terpencil dan jauh dari tempat AMP. Sebagaimana diketahui bahwa ada jarak maksimal yang harus dipenuhi antara lokasi AMP dengan lokasi pembangunan jalan. Maksudnya adalah agar kualitas campuran panas yang digelar tidak berkurang karena jaraknya terlalu jauh dan menyebabkan suhu campuran sudah tidak memenuhi persyaratan pada saat digelar di lapangan.


Sebagai alat pembakarnya mengunakan kompor tekan dengan bahan bakar minyak tanah.

01 November 2007

Latasir Asbuton

Salah satu jenis pekerjaan jalan adalah Latasir singkatan dari lapisan atas pasir. Jenis ini dikenal juga dengan pekerjaan jenis sandsheet. Biasanya kedua jenis pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan komponen aspal minyak sebagai bahan pengikat material pasir atau juga dikenal dengan abu batu.

Pola pengerjaan jenis ini dapat dilakukan di lokasi pekerjaan atau secara manual yakni dengan menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi untuk mencampur material abu batu dengan aspal minyak. Atau dilaksanakan di Asphalt Mixing Plant (AMP) sehingga produk akhirnya akan menjadi seperti campuran hotmix.

Latasir atau sand sheet termasuk dalam jenis lapis tipis yang bertujuan memberikan lapisan tipis diatas permukaan jalan yang telah mengalami segregasi sehingga bentuknya menjadi kasar dan tidak nyaman untuk dilewati. Umur perencanaan dari lapisan tipis ini biasanya direncanakan satu sampai dengan dua tahun.
Perkembangan teknologi pengolahan aspal buton menghasilkan temuan bahwa aspal buton dapat dipergunakan sebagai material pengganti aspal minyak dalam jenis pekerjaan Latasir. Bahkan kualitasnya lebih baik dari segi performance dan daya tahan serta harga yang jauh kompetitif apabila dibandingkan aspal minyak.

24 Oktober 2007

Tantangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kebutuhan infrastruktur sebagai pra syarat pertumbuhan ekonomi & masuknya investasi ke daerah. Infrastruktur jalan berperan penting dalam distribusi barang dan orang antar daerah. Ketiadaan infrastruktur jalan berpengaruh langsung terhadap keterisolasian daerah, tingginya biaya produksi akibat mahalnya biaya angkutan.

Masyarakat di daerah semakin menuntut ketersediaan pelayanan fasilitas publik seperti: jalan, jembatan, listrik, air bersih, dll. Pra sarana tersebut diperlukan oleh masyarakat untuk mendapatkan akses dan pelayanan kebutuhan dasar hidupnya seperti, pendidikan, kesehatan, dll. Oleh karena itu ketersediaan pra sarana publik merupakan indikator utama kesejahteraan masyarakat.

Namun akibat keterbatasan anggaran pemerintah yang disertai dengan kenaikan biaya material telah menghambat laju pembangunan & pemeliharaan jalan. Akibatnya kerusakan jalan semakin parah yang berdampak langsung pada perekonomian daerah.



23 Oktober 2007

Dampak Kenaikan Minyak Bumi

Kenaikan minyak dunia hingga melebihi 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan berbagai produk industri. Salah satunya adalah aspal minyak yang dihasilkan dari proses produksi minyak bumi. Sebagaimana yang terjadi dipenghujung taun 2006 kenaikan harga minyak telah mendorong kenaikan aspal minyak hingga 200% dari periode Januari s/d Desember 2006.

Kondisi tersebut bertolakbelakang dengan kenyataan proyek-proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama yang didanai oleh APBD masih belum banyak yang belum berjalan. Pengerjaan proyek sebagaimana waktu-waktu terdahulu akan terkonsentrasi di akhir tahun yang berarti akan ada permintaan aspal dalam jumlah besar. Sesuai dengan hukum pasar manakala permintaan tinggi dan suplai terbatas maka harga akan meningkat.

Bantuan Aspal Pedesaan

Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di seluruh daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi hingga lebih dari 90 US$ per barrel telah mendorong kenaikan harga aspal minyak yang berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah.
Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan mengunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak.

Untuk mendukung program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di seluruh daerah perlu dirancang sebuah program ”Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan ”. Program tersebut pernah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.

09 Oktober 2007

Lapis Penetrasi Macadam Asbuton

  1. Perkerasan jalan tanpa menggunakan AMP (Asphalt Mixing Plant);
  2. Proses pengerjaannya dilakukan dengan cara manual di lokasi penghamparan dan tidak bisa dilaksanakan pada permukaan yang basah / hujan;
  3. Lapisannya hanya terdiri dari lapisan agregat pokok dan pengunci bergradasi seragam yang diikat oleh Mastik Aspal Buton;
  4. Aspal hanya berfungsi untuk bahan pengikat / binder dan dilakukan dengan cara dihampar diatas agregat pokok;
  5. Pemadatan pada saat pengerjaan dilakukan lapis demi lapis;
  6. Perkerasan yang hanya dapat diukur kinerjanya dengan banyaknya lalu lintas yang melewatinya;




Program Bantuan Aspal Buton untuk Pedesaan

Pembangunan pra sarana infrastruktur jalan di berbagai daerah memerlukan material aspal untuk menghasilkan jalan yang berkualitas. Namun meningkatnya harga minyak bumi telah mendorong kenaikan harga aspal minyak. Hal itu berpotensi menghambat program pembangunan dan pemeliharaan jalan oleh pemerintah daerah.


Kondisi tersebut perlu dicarikan solusinya dengan memgunakan produk alternatif yang dapat menggantikan aspal minyak. Salah satu produk alternatif pengganti aspal minyak adalah Aspal Buton yang harganya relatif lebih murah namun kualitasnya sudah setara dengan aspal minyak.

Untuk mendorong terlaksananya program pembangunan dan pemeliharaan jalan tingkat kecamatan dan desa/kelurahan di daerah perlu di laksanakan ”Program Bantuan Aspal Buton bagi kabupaten dan kota di daerah untuk pembangunan serta pemeliharaan jalan kecamatan dan jalan desa/kelurahan.


Program tersebut pernah dilaksanakan secara sukses di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2005 lalu dengan menggunakan pola Lapis Penentrasi Macadam Asbuton (LPMA). Pemanfaatan Aspal Buton dengan menggunakan metode tersebut telah berhasil dilaksanakan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia seperti: Kuningan, Subang, Ciamis, Cirebon, Pacitan, dan terbukti dapat menghemat anggaran biaya pembangunan dan pemeliharaan jalan antara 20 s/d 30 persen.


Aplikasi Aspal Buton


Aspal Buton sudah dapat dipergunakan untuk berbagai jenis pembangunan dan pemeliharaan jalan, seperti:
  1. Hotmix (Campuran Panas)
  2. Warmmix (Campuran Hangat)
  3. Coldmix (Campuran Dingin)
  4. LPMA (Lapis Penetrasi Macadam Asbuton)

Aspal Buton

Aspal Buton adalah aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Aspal Buton memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan aspal minyak yang saat ini harganya terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Harga yang kompetitif, kualitas yang setara dengan aspal minyak, aplikasi yang mudah, hanyalah sebagian keunggulan yang dimiliki oleh aspal buton.

Kenaikan harga aspal minyak akibat meningkatnya harga minyak dunia merupakan momentum yang tepat untuk memakai produk alternatif yang merupakan produk dalam negeri Indonesia. Sehingga ketergantungan kita terhadap impor aspal minyak akan semakin berkurang. Artinya, devisa negara yang dihabiskan untuk mengimpor aspal minyak dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan lainnya seperti sektor pendidikan, kesehatan, dll.

Derivasi dari produk aspal buton sedemikian lengkapnya dan dapat dipergunakan untuk berbagai aplikasi pembangunan dan pemeliharaan jalan di Indonesia.

Sudah saatnya bangsa Indonesia menghargai dan menggunakan produk dalam negeri yang terbukti memiliki berbagai keunggulan bila dibandingkan dengan produk serupa yang diimpor dari negara lain.