19 Februari 2009

Aspal Buton di tengah Hilangnya Rasa Nasionalisme


Baru-baru ini APINDO mengeluarkan pernyataan bahwa agar BUMN mempelopori pemakaian produk dalam negeri dalam rangka mendorong perekonomian nasional. Hal itu nampaknya setali tiga uang dengan apa yang dicanangkan Obama beberapa waktu setelah dirinya dilantik menjadi Presiden USA "American Buy America" walau mendapatkan reaksi dari negara-negara yang memiliki tujuan ekspor ke US. Saat ini nampaknya semua negara berkepentingan untuk mengamankan perekonomian nasionalnya.

Dalam konteks itulah menjadi relevan untuk melihat lebih dalam produk aspal yang digunakan untuk membangun dan memelihara jalan di Indonesia. Total kebutuhan aspal minyak Indonesia per tahunnya mencapai 1,2 juta ton dimana hanya separuhnya mampu dipasok oleh PT. Pertamina. Sementara itu sisanya masih diimpor dari negara-negara penghasil minyak dunia melalui Singapura.

Permasalahan impor aspal ini menjadi sangat krusial mengingat PT. Pertamina menyatakan di tahun 2010 tidak akan memproduksi aspal minyak lagi. 1 Tahun lagi kita akan menjadi pengimpor aspal minyak 100% dari negara lain. Dalam hitungan kasar, total nilai impor aspal kita mencapai 6 trilyun Rupiah per tahun. Nilai tersebut belum termasuk biaya-biaya lain seperti, biaya kemasan, biaya distribusi dan biaya pengangkutan.

Sungguh ironis mengingat Indonesia memiliki cadangan aspal alam terbesar di dunia. Aspal alam yang terkandung di perut bumi terletak di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Potensi cadangan sebesar 360 Juta Ton belum termanfaatkan secara maksimal.

Apabila anggaran mengimpor aspal minyak dipergunakan untuk membeli produk aspal alam Indonesia, berapa besar multiplier effect yang didapatkan ? Berapa besar lapangan kerja yang bisa dihasilkan ? Berapa banyak sektor yang ikut tumbuh karena terdorong oleh pertumbuhan sektor tersebut ? Namun sampai saat ini faktanya memang belum ada kebijakan yang berpihak pada pemanfaatan aspal buton sebesar-besarnya untuk pembangunan dan perbaikan jalan di Indonesia.

Salah satu faktor yang menghambat perkembangan aspal buton adalah masih banyak keraguan atas mutu dan keunggulan dari aspal buton itu sendiri. Hal itu tentunya wajar dan bisa dimengerti mengingat perkembangan yang terjadi di aspal buton tidak secepat yang dialami aspal minyak. Inovasi dan temuan teknologi perkerasan jalan banyak menggunakan aspal minyak sebagai bahan utama. Pada masa lalu aspal minyak harganya relatif rendah mengikuti harga minyak dunia yang masih rendah. Kenaikan harga minyak dunia secara otomatis menaikan harga aspal minyak sebagai hasil sisa dari proses penyulingan minyak.

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang berkecimpung di aspal buton, belakangan membuktikan bahwa aspal buton memiliki keunggulan baik dari segi harga maupun kualitas aplikasi di lapangan.

Memang untuk kelas jalan nasional masih belum banyak referensi keberhasilan terhadap aplikasi produk aspal buton. hal itu wajar karena sekian lama aspal buton tidak pernah didorong pemakaiannya dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Baru mulai tahun 2007 aspal buton mulai dimasukan lagi dalam daftar ruas jalan nasional yang ditenderkan. Namun secara parsial sebenarnya aspal buton sudah dipergunakan untuk aplikasi perkerasan campuran panas di beberapa daerah.

Kalaupun ada beberapa kegagalan dan ketidakberhasilan dalam aplikasi aspal buton perlu diteliti lebih mendalam apa yang jadi penyebabnya. Ada lebih dari 50 items yang dapat menyebabkan sebuah jalan rusak. Aspal buton hanya satu dari seluruh items tersebut.

Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat kita harus memiliki kemampuan untuk mandiri dalam hal ekonomi dan pembangunan. Jangan sampai kepentingan seluruh rakyat dikalahkan oleh kepentingan kantong pribadi importir aspal minyak yang kemampuan lobi dan jaringan distribusinya telah merasuk ke berbagai pihak terkait. Kita harus malu memiliki kekayaan alam yang besar seperti aspal buton namun masih mengimpor secara besar-besaran dan hanya menjadikan produk unggulan ini sebagai produk rendahan semata.

Sudah saatnya kita memiliki nasionalisme yang jelas dan keberpihakan kepada sebesar-besarnya seluruh rakyat Indonesia.

Salam aspal Buton !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar