06 Februari 2009

Program Nasional Aspal Buton Tahun 2009

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia pada Tahun 2009 memprogramkan penggunaan Aspal Buton untuk pembangunan dan pemeliharaan Jalan Nasional. Adapun lokasi jalan tersebut tersebar di 30 Provinsi mulai dari Namgroe Aceh Darussalam hingga Provinsi Papua Barat. Panjang jalan yang diprogramkan mencapai 567,57 km dengan perkiraan pemakaian Aspal Buton sebesar 32.171,39 Ton.

Program tersebut sangatlah penting dan strategis apabila dilihat dari segi jumlah pemakaian material dan panjang ruas jalan yang akan dibangun. Apalagi ruas-ruas jalan tersebut merupakan jalan nasional yang memiliki peran penting dalam menghubungkan antar satu provinsi dengan provinsi lainnya serta menghubungkan pusat-pusat perekonomian di daerah.

Mengacu dari program serupa di Tahun 2008 lalu nampaknya Departemen Pekerjaan Umum perlu lebih serius dan konsisten dalam memantau ruas-ruas yang telah ditetapkan menggunakan aspal buton. Masih adanya resistensi dari para pengguna dilapangan, baik kontraktor maupun satker dalam penggunaan aspal buton dalam jumlah yang ditentukan. Keragu-raguan akan kualitas jalan yang digelar setelah dicampurkan aspal buton menyebabkan pemakaiannya cenderung lebih kecil dari jumlah yang ditentukan. Akibatnya aspal buton tidak dapat berfungsi dalam mengurangi pemakaian kadar aspal tetapi hanya berfungsi sebagai filler semata.

Tetap diprogramkannya penggunaan aspal Buton untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan di tingkat pusat menunjukkan kesungguhan pemerintah untuk terus mengembangkan produk dalam negeri. Kebijakan tersebut sangat tepat mengingat kebutuhan aspal nasional mencapai 1,2 juta ton setiap tahunnya. Sementara PT. Pertamina hanya mampu memproduksi separuhnya saja sisanya harus diimpor dari negara lain terutama Singapura. Impor aspal minyak setiap tahunnya mencapai angka Rp. 3,7 trilyun dan hal itu berarti devisa negara harus dikeluarkan untuk membeli barang yang tersedia berlimpah di negara sendiri.

Memang diakui, teknologi aplikasi aspal buton sedikit tertinggal bila dibandingkan dengan aspal minyak. Selain itu rantai distribusi masih lebih sedikit dan hanya dapat menjangkau kota-kota besar di Indonesia. Oleh karena itu pola pemesanan hanya dapat dilaksanakan bila dilakukan dalam jumlah besar. Sekian lama pemanfaatan aspal minyak telah menjadi kebijakan utama dari pemerintah pusat dan daerah melalui Departemen Pekerjaan Umum serta Dinas terkait sehingga upaya pemakaian aspal buton memang membutuhkan sosialisasi yang terprogram dan terencana.

Oleh karenanya Tahun 2009 ini merupakan pertaruhan bagi banyak pihak dalam pengembangan aspal buton. Jangan sampai kesungguhan yang sudah ditunjukkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tidak mendapat respons yang positif dari beberapa pihak dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Terobosan memang membutuhkan upaya yang serius dan sungguh-sungguh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar