14 Oktober 2009

ASBUTON DIUJI COBA DI JALAN JAKARTA


Upaya penggunaan aspal buton (asbuton) terus dikembangkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Setelah digunakan di berbagai daerah (meski dalam skala kecil), uji coba penggunaan asbuton juga dilakukan di Jakarta yakni di Jalan Lenteng Agung Barat, Jakarta Selatan sepanjang 300 meter. Uji coba menggunakan 2 jenis campuran aspal panas dengan aspal buton yakni jenis Split Mastic Asphalt (SMA) dan Asphalt Wearing Course (AWC) yang dihampar Kamis malam (16/7).

Menurut Tenaga Ahli Asbuton, Toki Sugiarto, konstruksi hotmix Split Mastic Asphalt yang berupa campuran aspal minyak pertamina dengan prima mastic asphalt (produk olahan asbuton) memiliki kadar aspal lebih tinggi yakni 6,8% dibandingkan dengan Asphalt Wearing Course. Sebagai pengikat tanah, batuan dan pasir, kadar aspal yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan kualitas konstruksi jalan yang baik.

”Penggunaan asbuton tidak terlepas dari aspal minyak. Dengan dicampur dengan asbuton, maka konstruksi jalan lebih kuat dilalui lalu lintas berat, lebih tahan air dan jalan lebih tahan deformasi akibat pengaruh cuaca ” katanya saat menyaksikan penghamparan asbuton.

Kepercayaan terhadap penggunaan asbuton untuk penanganan jalan-jalan di Indonesia, tambah Toki akan mengurangi ketergantungan Indonesia akan aspal impor. "Subtitusinya bisa mencapai 50 persen"katanya. Kebutuhan aspal nasional sendiri cukup besar yakni mencapai 1-1,2 juta ton per tahun. Untuk proyek-proyek Departemen PU sendiri membutuhkan aspal sebesar 600 ribu ton yang dipenuhi Pertamina sebesar 400 ribu ton ton dan sisanya melalui impor, salah satunya dari Singapura. Dari 400 ribu ton yang dimiliki Pertamina sendiri 200-250 ribu ton juga merupakan aspal impor.

Sementara penggunaan asbuton di Indonesia sangat kecil yakni 25 ribu ton yang berupa butiran dan semi ekstraksi di tahun 2008 lalu. Cadangan aspal buton yang dimiliki Indonesia mencapai 600 juta ton berupa rock aspalt. Apabila dari jumlah tersebut dapat diekstrak sebesar 20% saja atau 120 juta ton maka dapat memenuhi kebutuhan aspal selama 100 tahun.

Sementara itu Lilik Darmanto, Dirut PT. Hutama Prima selaku kontraktor yang melakukan uji coba asbuton, mengatakan bahwa pihaknya optimis akan masa depan penggunaan asbuton untuk jalan di Indonesia. “Kami optimis penggunaan asbuton akan lebih luas lagi dimasa depan. Kami sudah kembangkan asbuton dari tahun 1996 sampai saat ini.” Katanya.

Perusahaannya juga telah mengembangkan penggunaan asbuton dalam campuran aspal dingin (cold mix) yang lebih praktis dibanding campuran aspal panas (hot mix). ”Selama ini image cold mix aspal jelek namun dengan adanya kandungan asbuton, konstruksi jalan yang dihasilkan lebih kuat. Disamping itu cold mix bisa digunakan dimana saja dan kapan saja meskipun pada musim hujan. Selain itu bisa disimpan hingga 2 bulan.” jelasnya. (gt)

Pusat Komunikasi Publik Departemen PU

170709

Tidak ada komentar:

Posting Komentar